Maaf aku tak kan mengucapkan Selamat Ulang Tahun padamu, walau aku ingat ultahmu..

Kita menganggap diantara bentuk kebaikan/perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalah memberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya. Bukankah tiap detik waktu usia kita berkurang ?

Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini,
karena mengucapkan “selamat ulang tahun (dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.

Dan hari raya di dalam Islam hanyalah dua: yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun selain keduanya dari berbagai perayaan apakah yang berhubungan dengan seseorang, sekelompok orang, atau satu kejadian, atau dengan makna apa saja, maka itu merupakan perayaan-perayaan yang baru dalam agama, Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:

dalam hadits riwayat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu :
Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah dan ketika itu penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bisa bersenang-senang di dalamnya pada masa
jahiliyyah, maka beliau bersabda : “Aku datang pada kalian dalam keadaan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik yaitu hari Nahr (Iedul Adha) dan Iedul Fitri.”
(HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Baghawi)

tidak boleh bagi Kaum Muslimin melakukannya, menyetujuinya, dan menampakkan kegembiraan dengannya, atau membantunya dengan sesuatu.
Sebab hal tersebut termasuk ke dalam sikap melanggar batasan-batasan Allah, dan barangsiapa yang melanggar batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka sungguh dia telah menzhalimi dirinya sendiri. Apabila perayaan yang diada-adakan tersebut berasal dari perayaan orang-orang kafir, maka ini berarti dosa di atas dosa, sebab menyerupai mereka, dan itu merupakan bentuk loyalitasnya kepada mereka. Dan sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melarang Kaum Mukminin menyerupai mereka dan bersikap loyal kepada mereka dalam kitab-Nya yang agung. Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:

من تشبه بقوم فهو منهم

” Barangsiapa yang menyerupai satu kaum,maka dia termasuk mereka “.
(HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar)

Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik…yakni…do’a.
Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi,
sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.

Namun, JANGANLAH kita mendoakan orang lain HANYA pada saat di hari ultahnya saja
atau jangan kita mengkhususkan hari tersebut.
Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja.

Nah…kali ini akan saya coba angkat sebuah tuntunan agung dalam mendoakan orang lain…

Al-Imam Muslim rohimahulloh meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shohih-nya,
yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rohimahulloh :
“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”

Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah
Ummud Darda`rodhiyallohu ‘anha :

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Alloh, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)

Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh menjelaskan hadits diatas dalam kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan : “Makna بظهر الغيب adalah tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa sepengetahuannya. Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di dalam keikhlasannya.
Dan dahulu sebagian para salaf jika menginginkan suatu doa bagi dirinya sendiri, maka iapun akan berdoa dengan doa tersebut bagi saudaranya sesama muslim dikarenakan amalan tersebut sangat dikabulkan dan ia akan mendapatkan balasan yang semisalnya.”

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh menjelaskan : “Bahwasanya jika seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang malaikat berkata, ‘Amin (Ya Alloh, kabulkanlah), dan bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan mengaminkan atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan kehadirannya.”
==========================
===========================

Subhanalloh…
Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah…
ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut…
maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita…
ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.

Ya Ayyuhal ikhwah
Telah berlalu beberapa “birthday reminder” kalian di facebook saya…
Di suatu bulan muncul pula “birthday reminder” saya di facebook kalian…atau kalian ingat ulang tahun anggota keluarga saya.

Namun kali ini indahnya persahabatan kita…
tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun…
akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah…
siapa yang paling tulus mendoakan…
semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa…

Mungkin saya tidak selalu ada saat kalian bahagia…
Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka…
Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian…
Yakinlah kawan…insya Alloh, doa saya bersama kalian…

Kemudian…
Saya tidaklah sebaik ‘Umar ibn Khoththob…bahkan sangat jauh…
Namun, saya harap bisa mempunyai kawan yang mewariskan keutamaan Uwais Al-Qorni…

Ya…Uwais Al-Qorni…seorang yg tidak terkenal di dunia…
Tetapi…namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana…

Ya Ayyuhal ikhwah
Doakan saya…

Semoga malaikat-Nya mendoakan kalian juga…
Dan semoga Alloh ‘Azza wa Jalla…mengabulkan doa kita semua…

sumber : Fahmi Idris Ibnu Ruhadi, dengan sedikit modifikasi

8 responses to this post.

  1. Posted by nya.woeng on 27 Agustus 2010 at 6:34 pm

    salam kenal selalu…modifikasi tulisannya indah ya..! saya juga nggak suka ya dengan acara happy birtday,masak sih orang islam pake nyala2in lilin sgala.mgkn ini virus yg mewabah,virusnya kristenisasi.

    Balas

  2. Posted by fredy e arianto on 27 Oktober 2010 at 5:58 pm

    bismillah, aslkm wr wb
    hadits2 yang disebutkan, tidak ada yg berhubungan langsung dgn topik permasalahan.
    tolong dipelajari “asbabun nuzul” hadits yg disebut diatas, “Barangsiapa yang menyerupai satu kaum,maka dia termasuk mereka”, yg bukan tentang muamalah.
    terlalu dipaksakan kiranya kalo hadits2 tentang hari raya dihubungkan dengan mengucapkan selamat hari ulang tahun, sedangkan tema topik diatas pada hakikatnya adalah tidak mengucapkan selamat ulang tahun, jelas beda dengan tidak merayakan ulang tahun khan? menurut saya beda, karena saya tidak merayakan ulang tahun, tapi klo ada yang ulang tahun saya beri selamat dan mendoakan.
    apa harus mendoakan tiap hari? apa harus yg didoakan tidak tahu?
    klo ikhlas, tapi mendoakan pas ultah aja & sepengetahuan orangnya apa ga boleh? memang tidak memenuhi keutamaan, tp apa ga boleh? apa ga diterima doanya?
    tolong sekali lagi, apabila sudah dipelajari “asbabun nuzul” hadits yg disebut diatas “barangsiapa menyerupai dst? tolong disampaikan/ditulis kalo sudah, biar ikhwan dan akhwat yang membaca ini bisa mengambil hikmah
    kalo dari Alquran sebagai panduan tertinggi, saya belum nemu dalilnya.
    apakah ada hadits yg berkaitan langsung dengan mengucapkan ulang tahun? misalnya: Rasulullah SAW bersabda ‘janganlah kalian saling mengucapkan selamat ulang tahun’, atau ‘diharamkan untukmu untuk memberi ucapan selamat ulang tahun kepada lain’ ? klo ada, derajat haditsnya seberapa kuat? atau kalo ga ada, mungkin MUI mengeluarkan fatwa larangan utk hal tsb?
    menurut saya ini adlh perkara muamalah yg tak ada anjuran maupun larangan tegasnya seharusnya tdk mudah utk membid’ahkan\mengharamkan\melarang suatu perbuatan yg tiada larangan dlm Alquran dan sunnah, sungguh tiada bijak bertindak sembarangan menghukumi sesuatu hal, apalagi mempublikasikannya, apalagi klo dengan niat agar orang mengikuti kita
    (saya tak bermaksud menganggap/mengatakan antum demikian)
    tidak ada sedikitpun maksud jelek saya dalam menulis comment ini
    semua hanya karena Allah SWT dan dalam rangka belajar
    untuk saya sendiri khususnya dan yang lain…..
    “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(QS. 17:36)
    ini adalah ayat Al qur’an yang sangat jelas derajatnya, tertinggi untuk dijadikan panduan kita
    segala kebenaran milik Allah SWT dan segala kekurangan karena kelemahan saya
    kurang lebihnya mohon maaf
    wassalam

    Balas

    • Posted by wahyukalirejo on 29 Oktober 2010 at 7:01 am

      wallaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh.

      Sukron Akhi telah mampir berkunjung dan berkenan memberi komentar.
      Afwan :

      1. Mungkin yang akhi maksud adalah “Asbabul Wurud” yaitu ilmu yang mempelajari sesuatu yang menjadi metode untuk menentukan maksud suatu hadits yang bersifat umum, khusus, mutlak, muqoyyad, dan untuk menentukan ada dan tidaknya naskh (pembatalan) dalam suatu hadits”. (Musnad Ahmad: VI/3)
      Sedangkan “asbabun nuzul” adalah ilmu yang mempelajari sebab turunnya ayat. Dan Alhamdulillah ana udah belajar Asbabun Nuzul 🙂 .

      2. Setiap hadist ada syarah ( penjelasannya ) dari para ulama, sehingga bisa dipahami inti sari kandungan sebuah hadist.
      sebagai contoh :
      Mengapa rokok itu hukumnya haram ?
      Salah satu dalil hadistnya :
      Rasulullah Shallalohu ‘alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya): “Tidak boleh ada kemudharatan, tidak boleh ada perbuatan memudharatkan.”(Shahih diriwayatkan Imam Ahmad).

      Antum juga ga bakal nemu hadist yang terang2an berbunyi “rokok itu haram”. Berbahaya / mudharat karena kandungan yang ada didalam rokok.

      3. Sedangkan tulisan dari Akhi Fahmi Idris Ibnu Ruhadi yang ana publish ulang ini , sepemahaman saya adalah anjuran untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Tidak mengatakan larangan / menghukumi. Juga tidak ada kalimat tentang diterima atau tidak diterimanya do’a, karena hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

      4. Semoga Allah Subhanahuwata’ala memberikan kemudahan kita semua dalam memahami sebuah ilmu.

      Barokallahu fikum… 🙂

      Balas

  3. Posted by fredy e arianto on 29 Oktober 2010 at 8:30 am

    saya yang syukron, terutama untuk poin 1 :).
    untuk poin 2 bagaimanakah cerita asal usulnya hingga Rasulullah saw bersabda ” Barangsiapa yang menyerupai satu kaum,maka dia termasuk mereka “(HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar) ? Dalam konteks apakah? Semoga dengan terjawabnya pertanyaan2 barusan, bisa disimpulkan sejauh mana relevansi antara hadits” Barangsiapa yang menyerupai satu kaum,maka dia termasuk mereka“ dengan mengucapkan selamat ulang tahun
    fyi : saya juga mengharamkan rokok, walopun saya ga nemu hadits yang terkait langsung. tapi saya nemu hadits , sampe ayat Alquran yang berkaitan tidak langsung (tapi masi berkaitan lho)

    saya berusaha tidak terlalu naif dalam melihat banyak blog2 atau tulisan yang bertema tidak mengucapkan ulang tahun….ibaratnya nich, saya tidak merokok karena takut dosa khan kurang lebih sama dengan saya menghukumi merokok itu berdosa. kurang lebih sama dengan mengharamkan rokok bukan?

    saya hanya ingin kita semua berhati-hati jika menganjurkan orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, apalagi klo ga jelas. yang dasarnya jelas-jelas aja klo mo menganjurkan sesuatu. klo mangajak yang wajib2 sudah, yaa yang sunnah, tp hukumnya jelas, mis: shalat berjamaah ke masjid bagi pria atau ga usah menganjurkan tapi melarang (dgn halus/baik) agar tidak merokok. karena hukum merokok sebenernya udh jelas, walaupun dalil2nya tidak berkaitan langsung. bahkan menganjurkan laki2 memelihara jenggot…seperti saya :)..mungkin lebih layak dianjurkan, daripada menganjurkan tidak mengucapkan selamat hut. krn dalil2nya lebih jelas gitu loh 🙂

    dalam hal mengucapkan ulang tahun, at least, yang saya anggap kurang pas adalah: suatu perbuatan yang belum tentu tidak baik, tapi udah ngajak-ngajak orang untuk tidak melakukannya
    klo ga ngucapin selamat ulang tahun tp diem2 aja…ga membuat sesuatu yang menganjurkan orang lain mengikuti…mungkin lain masalahnya
    semoga inti concern saya dapat dipahami, dan tidak mempersoalkan yang lain, karena saya bukan orang yang pandai apalagi suka menulis 🙂

    syukron yaa…sharing2 gini nich yang saya suka,
    semoga ada manfaat, khususnya bagi diri saya dan bagi semua yang membaca 🙂

    Balas

    • kalo kaga ada di hadist, masalah rokok itu, bertumpunya kepada ijtihad.
      namun ijtihad sendiri sesungguhnya adalah anjuran dari yang lebih tau (para ulama)

      Balas

  4. assalamualaikum warohmatullah

    bagus artikelnya
    terus berjuang
    ijin share ya akh

    syukron

    salam

    Balas

Tinggalkan Balasan ke wahyukalirejo Batalkan balasan